Adalah lumrah jika kantor Anda terkadang kebanjiran masalah. Para pakar manajemen bahkan bilang, seharusnya memang semua kantor memiliki dinamika seperti itu.
Muasalnya, kantor adalah wadah sekumpulan orang dengan latar belakang beragam. Bagaimana mungkin Anda dan mereka bisa hidup berdampingan dalam mencapai suatu target bersama tanpa pernah menimbulkan masalah atau konflik?
Akan tetapi, seorang profesional seharusnya memiliki sikap hati-hati dalam menghadapi bertumpuknya masalah. Ia seharusnya mempertimbangkan banyak hal sebelum "berteriak" bahwa ada masalah di kantor berkenaan dengan kebijakan manajemen dan aturan lainnya.
Sebagaimana ditulis Bob Rosner dalam wsj.com, seorang profesional perlu memperhatikan keseimbangan antara keberanian dan integritas diri. Di kebanyakan perusahaan, Rosner mengingatkan,"Jika Anda benar-benar melakukannya, maka hal tersebut akan berpengaruh negatif bagi kelanjutan karir Anda."
Pernyataan tersebut bukanlah tanpa fakta. Mirip peristiwa di berbagai belahan dunia, banyak pemimpin dan pelaku demonstrasi buruh di beberapa kota di Indonesia bernasib buruk. Misalnya, dengan alasan melalaikan tugas atau kesalahan lain, mereka terkena pensiun dini, beberapa tahun setelah aksi demonstrasi.
Oleh karena itulah, Rosner mencoba mengajukan beberapa pertanyaan yang akan membantu dalam menetapkan pilihan tindakan Anda:
* Apakah Anda punya amunisi yang memadai?
Setiap "pertempuran" dengan pihak perusahaan akan cenderung berlangsung secara tidak fair. Mereka memiliki uang dan pengacara yang mencukupi untuk menghadapi Anda di pengadilan. Jadi, pastikan bahwa diri Anda memiliki bukti yang kuat mengenai tindakan salah yang mereka lakukan sebelum Anda memasuki gelanggang "pertempuran."
* Sudahkah Anda pelajari masalahnya secara mendalam?
Jika atasan Anda mengatakan bahwa tidak ada yang dapat dia lakukan mengenai masalah tersebut, cobalah untuk berbicara dengan orang lain. Atasan dari atasan Anda atau pihak departemen sumber daya manusia bisa menjadi pilihan yang baik. Memeriksa pilihan yang ada sebelum membuka masalah tersebut di depan publik merupakan sebuah langkah yang efektif dan aman.
* Dapatkah Anda menggunakan jalur anonim dalam menyampaikan masalah Anda?
Perusahaan, menurut berbagai penelitian, diketahui tidak menyukai karyawannya yang dianggap menimbulkan "masalah". Bacalah panduan perusahaan mengenai peraturan dalam menyampaikan komplain Anda. Hal ini penting untuk memastikan ada atau tidaknya jalur anonim dalam buku panduan cara menyampaikan komplain.
* Perhatikan dengan seksama jika isu yang berkembang juga menjadi perhatian pihak luar.
Isu yang memiliki implikasi yang luas bagi banyak orang bisa memicu munculnya penelitian dari pihak luar. Isu seperti ini bisa menjadi perhatian media atau aparat berwenang.
* Apakah Anda memiliki perlindungan hukum?
Sebelum membeberkan permasalahan di perusahaan Anda, telitilah kebijakan perusahaan dan negara serta hukum yang berlaku mengenai perlindungan terhadap karyawan. Sedikit penelitian di perpustakaan tentu dapat membantu Anda.
* Apakah Anda siap menghadapi tindakan balasan?
Sebuah studi menunjukkan bahwa 99 dari 100 karyawan yang memprotes kebijakan perusahaannya menghadapi tindakan balasan dari perusahaan, seperti kehilangan pekerjaan, rumah, dan lain-lain. Jadi, sebelum bertindak, bicaralah dengan orang yang dekat dengan Anda. Pastikan bahwa mereka akan setia kepada Anda jika masalah tersebut menjadi runyam.
Perbedaan pandangan dan kepentingan antara pihak karyawan dan manajemen bukanlah suatu hal yang perlu dibesar-besarkan. Selama kepentingan itu ada, maka terbuka pintu kemungkinan untuk terjadinya perbedaan pemahaman dan munculnya kecurigaan.
Interaksi yang sehat dan dalam rentang waktu yang memadai akan membantu terwujudnya kepercayaan yang makin lama akan makin menguat dan menguntungkan kedua belah pihak. Komunikasi yang terbuka dan jujur bisa menjadi jembatan solusi yang mampu menyelesaikan masalah yang timbul dengan bermartabat dan bermanfaat.
Senin, 25 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar