Apakah Anda sudah merasa puas dengan hidup Anda? Mungkin jawabannya belum atau mungkin tidak! Memang, rasa tak puas sering kali melanda pikiran setiap orang. Tapi ini merupakan hal yang cukup manusiawi. Karena setiap insan selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik dan terbaik.
Tetapi jika rasa tidak puas Anda sudah dalam tahap berlebihan, dalam arti Anda tidak pernah mensyukuri apa yang telah Anda raih, inilah yang patut diwaspadai! Karena rasa tidak puas yang berlebihan akan membuat Anda takabur dan selalu mengingkari nikmat atas hasil yang telah Anda peroleh.
Tetapi memang fenomena orang sukses belakangan ini adalah selalu merasa tidak puas, walaupun sudah memiliki kedudukan bagus, gaji besar, keluarga yang harmonis, dan materi berkecukupan, tapi selalu saja ada yang kurang. Anda selalu memandang bahwa banyak orang lain yang lebih sukses. Dan Anda yang tak pernah merasa puas selalu ingin melebihi orang lain itu. Seakan semua yang sudah diperoleh tidak ada artinya. Jika Anda terus menerus dihantui rasa tak puas, bisa saja Anda mengarah pada tindakan yang negatif. Anda akan melakukan apa saja dan bisa jadi Anda akan menghalalkan segala cara demi mencapai kesuksesan yang melebihi orang lain.
Rasa tak puas Anda sebenarnya dipicu oleh rasa iri dengan kelebihan orang lain. Jika Anda biarkan, Anda hanya akan menjadi pesakitan yang selalu 'ingin lebih' dari orang lain. Sebelum rasa tidak puas Anda semakin parah, segera stop rasa tidak puas dari dalam diri Anda! Bagaimana caranya? Mulailah dengan menganalisa diri Anda sendiri, dengan menjawab berbagai pertanyaan untuk diri Anda sendiri. Apa saja yang telah Anda peroleh selama ini? Dan apa saja yang tidak Anda peroleh dari hal yang Anda inginkan? Apa saja kelebihan Anda dan apa yang dapat Anda lakukan dengan kelebihan Anda?
Dengan menjawab pertanyaan tersebut secara jujur, Anda akan menyadari bahwa setiap manusia selalu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang juga patut Anda sadari, bahwa setiap orang memiliki standar 'kepuasan' yang berbeda-beda. Ada yang merasa puas dengan hanya menjadi karyawan biasa. Ada pula yang merasa tidak puas walau sudah menjadi Presiden Direktur.
Nah Anda yang dipandang orang lain sukses namun merasa belum puas, merasa belum sukses dan merasa belum berhasil, berarti Anda telah mengaburkan realitas. Dan orang yang mengaburkan realitas artinya tidak bisa menghargai jerih payah yang telah Anda lakukan. Untuk mengatasi rasa tidak puas Anda adalah dengan berpikir bahwa apa yang sudah Anda dapatkan sepadan dengan apa yang Anda kerjakan. Dengan demikian Anda bisa menghargai dan menyukuri apapun yang Anda miliki serta mensyukuri apapun yang telah Anda dapatkan. Sehingga Andapun lebih menghargai kerja keras Anda.
Selain itu jangan selalu memandang ke atas, artinya jangan hanya memandang orang-orang yang lebih sukses dari Anda. Sesekali Anda perlu memandang ke bawah, agar Anda menyadari bahwa apa yang Anda peroleh saat ini merupakan nikmat yang luar biasa. Karena di bawah sana ternyata masih banyak orang-orang yang tidak seberuntung Anda. Siapa tahu rasa syukur Anda akan diwujudkan dengan membantu mereka. Kemudian, sugestilah diri Anda bahwa apa yang Anda peroleh merupakan hal terindah dalam hidup Anda. Nah, Anda yang selalu merasa tidak puas stop deh rasa tidak puas Anda dengan banyak-banyak mensyukuri apa yang telah Anda peroleh.
Toh banyak bersyukur bukan berarti tidak berusaha untuk mencapai yang terbaik, bukan? Justru kemampuan Anda dalam mengendalikan rasa tidak puas merupakan salah modal penting dalam meniti karir. Apakah Anda termasuk orang yang selalu merasa tidak pernah puas? Moga-moga artikel di atas bermanfaat bagi Anda!
Senin, 25 Mei 2009
Siapkan Amunisi Sebelum "Bertempur" Dengan Perusahaan
Adalah lumrah jika kantor Anda terkadang kebanjiran masalah. Para pakar manajemen bahkan bilang, seharusnya memang semua kantor memiliki dinamika seperti itu.
Muasalnya, kantor adalah wadah sekumpulan orang dengan latar belakang beragam. Bagaimana mungkin Anda dan mereka bisa hidup berdampingan dalam mencapai suatu target bersama tanpa pernah menimbulkan masalah atau konflik?
Akan tetapi, seorang profesional seharusnya memiliki sikap hati-hati dalam menghadapi bertumpuknya masalah. Ia seharusnya mempertimbangkan banyak hal sebelum "berteriak" bahwa ada masalah di kantor berkenaan dengan kebijakan manajemen dan aturan lainnya.
Sebagaimana ditulis Bob Rosner dalam wsj.com, seorang profesional perlu memperhatikan keseimbangan antara keberanian dan integritas diri. Di kebanyakan perusahaan, Rosner mengingatkan,"Jika Anda benar-benar melakukannya, maka hal tersebut akan berpengaruh negatif bagi kelanjutan karir Anda."
Pernyataan tersebut bukanlah tanpa fakta. Mirip peristiwa di berbagai belahan dunia, banyak pemimpin dan pelaku demonstrasi buruh di beberapa kota di Indonesia bernasib buruk. Misalnya, dengan alasan melalaikan tugas atau kesalahan lain, mereka terkena pensiun dini, beberapa tahun setelah aksi demonstrasi.
Oleh karena itulah, Rosner mencoba mengajukan beberapa pertanyaan yang akan membantu dalam menetapkan pilihan tindakan Anda:
* Apakah Anda punya amunisi yang memadai?
Setiap "pertempuran" dengan pihak perusahaan akan cenderung berlangsung secara tidak fair. Mereka memiliki uang dan pengacara yang mencukupi untuk menghadapi Anda di pengadilan. Jadi, pastikan bahwa diri Anda memiliki bukti yang kuat mengenai tindakan salah yang mereka lakukan sebelum Anda memasuki gelanggang "pertempuran."
* Sudahkah Anda pelajari masalahnya secara mendalam?
Jika atasan Anda mengatakan bahwa tidak ada yang dapat dia lakukan mengenai masalah tersebut, cobalah untuk berbicara dengan orang lain. Atasan dari atasan Anda atau pihak departemen sumber daya manusia bisa menjadi pilihan yang baik. Memeriksa pilihan yang ada sebelum membuka masalah tersebut di depan publik merupakan sebuah langkah yang efektif dan aman.
* Dapatkah Anda menggunakan jalur anonim dalam menyampaikan masalah Anda?
Perusahaan, menurut berbagai penelitian, diketahui tidak menyukai karyawannya yang dianggap menimbulkan "masalah". Bacalah panduan perusahaan mengenai peraturan dalam menyampaikan komplain Anda. Hal ini penting untuk memastikan ada atau tidaknya jalur anonim dalam buku panduan cara menyampaikan komplain.
* Perhatikan dengan seksama jika isu yang berkembang juga menjadi perhatian pihak luar.
Isu yang memiliki implikasi yang luas bagi banyak orang bisa memicu munculnya penelitian dari pihak luar. Isu seperti ini bisa menjadi perhatian media atau aparat berwenang.
* Apakah Anda memiliki perlindungan hukum?
Sebelum membeberkan permasalahan di perusahaan Anda, telitilah kebijakan perusahaan dan negara serta hukum yang berlaku mengenai perlindungan terhadap karyawan. Sedikit penelitian di perpustakaan tentu dapat membantu Anda.
* Apakah Anda siap menghadapi tindakan balasan?
Sebuah studi menunjukkan bahwa 99 dari 100 karyawan yang memprotes kebijakan perusahaannya menghadapi tindakan balasan dari perusahaan, seperti kehilangan pekerjaan, rumah, dan lain-lain. Jadi, sebelum bertindak, bicaralah dengan orang yang dekat dengan Anda. Pastikan bahwa mereka akan setia kepada Anda jika masalah tersebut menjadi runyam.
Perbedaan pandangan dan kepentingan antara pihak karyawan dan manajemen bukanlah suatu hal yang perlu dibesar-besarkan. Selama kepentingan itu ada, maka terbuka pintu kemungkinan untuk terjadinya perbedaan pemahaman dan munculnya kecurigaan.
Interaksi yang sehat dan dalam rentang waktu yang memadai akan membantu terwujudnya kepercayaan yang makin lama akan makin menguat dan menguntungkan kedua belah pihak. Komunikasi yang terbuka dan jujur bisa menjadi jembatan solusi yang mampu menyelesaikan masalah yang timbul dengan bermartabat dan bermanfaat.
Muasalnya, kantor adalah wadah sekumpulan orang dengan latar belakang beragam. Bagaimana mungkin Anda dan mereka bisa hidup berdampingan dalam mencapai suatu target bersama tanpa pernah menimbulkan masalah atau konflik?
Akan tetapi, seorang profesional seharusnya memiliki sikap hati-hati dalam menghadapi bertumpuknya masalah. Ia seharusnya mempertimbangkan banyak hal sebelum "berteriak" bahwa ada masalah di kantor berkenaan dengan kebijakan manajemen dan aturan lainnya.
Sebagaimana ditulis Bob Rosner dalam wsj.com, seorang profesional perlu memperhatikan keseimbangan antara keberanian dan integritas diri. Di kebanyakan perusahaan, Rosner mengingatkan,"Jika Anda benar-benar melakukannya, maka hal tersebut akan berpengaruh negatif bagi kelanjutan karir Anda."
Pernyataan tersebut bukanlah tanpa fakta. Mirip peristiwa di berbagai belahan dunia, banyak pemimpin dan pelaku demonstrasi buruh di beberapa kota di Indonesia bernasib buruk. Misalnya, dengan alasan melalaikan tugas atau kesalahan lain, mereka terkena pensiun dini, beberapa tahun setelah aksi demonstrasi.
Oleh karena itulah, Rosner mencoba mengajukan beberapa pertanyaan yang akan membantu dalam menetapkan pilihan tindakan Anda:
* Apakah Anda punya amunisi yang memadai?
Setiap "pertempuran" dengan pihak perusahaan akan cenderung berlangsung secara tidak fair. Mereka memiliki uang dan pengacara yang mencukupi untuk menghadapi Anda di pengadilan. Jadi, pastikan bahwa diri Anda memiliki bukti yang kuat mengenai tindakan salah yang mereka lakukan sebelum Anda memasuki gelanggang "pertempuran."
* Sudahkah Anda pelajari masalahnya secara mendalam?
Jika atasan Anda mengatakan bahwa tidak ada yang dapat dia lakukan mengenai masalah tersebut, cobalah untuk berbicara dengan orang lain. Atasan dari atasan Anda atau pihak departemen sumber daya manusia bisa menjadi pilihan yang baik. Memeriksa pilihan yang ada sebelum membuka masalah tersebut di depan publik merupakan sebuah langkah yang efektif dan aman.
* Dapatkah Anda menggunakan jalur anonim dalam menyampaikan masalah Anda?
Perusahaan, menurut berbagai penelitian, diketahui tidak menyukai karyawannya yang dianggap menimbulkan "masalah". Bacalah panduan perusahaan mengenai peraturan dalam menyampaikan komplain Anda. Hal ini penting untuk memastikan ada atau tidaknya jalur anonim dalam buku panduan cara menyampaikan komplain.
* Perhatikan dengan seksama jika isu yang berkembang juga menjadi perhatian pihak luar.
Isu yang memiliki implikasi yang luas bagi banyak orang bisa memicu munculnya penelitian dari pihak luar. Isu seperti ini bisa menjadi perhatian media atau aparat berwenang.
* Apakah Anda memiliki perlindungan hukum?
Sebelum membeberkan permasalahan di perusahaan Anda, telitilah kebijakan perusahaan dan negara serta hukum yang berlaku mengenai perlindungan terhadap karyawan. Sedikit penelitian di perpustakaan tentu dapat membantu Anda.
* Apakah Anda siap menghadapi tindakan balasan?
Sebuah studi menunjukkan bahwa 99 dari 100 karyawan yang memprotes kebijakan perusahaannya menghadapi tindakan balasan dari perusahaan, seperti kehilangan pekerjaan, rumah, dan lain-lain. Jadi, sebelum bertindak, bicaralah dengan orang yang dekat dengan Anda. Pastikan bahwa mereka akan setia kepada Anda jika masalah tersebut menjadi runyam.
Perbedaan pandangan dan kepentingan antara pihak karyawan dan manajemen bukanlah suatu hal yang perlu dibesar-besarkan. Selama kepentingan itu ada, maka terbuka pintu kemungkinan untuk terjadinya perbedaan pemahaman dan munculnya kecurigaan.
Interaksi yang sehat dan dalam rentang waktu yang memadai akan membantu terwujudnya kepercayaan yang makin lama akan makin menguat dan menguntungkan kedua belah pihak. Komunikasi yang terbuka dan jujur bisa menjadi jembatan solusi yang mampu menyelesaikan masalah yang timbul dengan bermartabat dan bermanfaat.
Pemicu Rasa Bosan di Kantor
Bosan, bosan, dan bosan adalah satu kata yang kerap dilontarkan oleh mereka yang terjebak dalam rutinitas sehari-hari di kantor. Memang kalau lagi boring di kantor rasanya selalu uring-uringan. Gairah kerja menurun, irama kerja melambat, sulit konsentrasi, mendadak pelupa, sering ngantuk dan jadi lebih sensitif.
Emang sih rasa bosan, jenuh, boring dan sejenisnya adalah hal yang sangat manusiawi melanda para pekerja atau siapapun. Rasanya aneh juga kalau hidup ini nggak pernah merasa bosan. Tetapi penyebab kebosanan itu sendiri pada tiap orang sangat individual sifatnya. Sehingga kadar kejenuhan pada tiap orang pun berbeda. Berikut ini adalah beberapa hal yang memicu kebosanan di kantor:
Beban kerja menumpuk
Beban kerja yang menggunung melebihi kapasitas memang bisa bikin anda 'senewen'. Kalau anda nggak mampu meng-handle, kepala rasanya mau pecah. Tambah bete lagi kalau beban kerja anda yang berat itu nggak sebanding dengan beban kerja rekan-rekan satu divisi yang jauh lebih ringan. Rasanya mau marah dan teriak. Ketika kondisi ini sudah sampai pada puncaknya anda akan terseret pada rasa bosan yang amat sangat.
Banyak tuntutan
Banyaknya tuntutan kerja tanpa deskripsi yang jelas juga bikin anda 'keder'. Akibatnya anda bingung darimana dan bagaimana cara menyelesaikannya. Kalau kondisinya begini terus menerus, sudah bisa ditebak lama-lama anda akan bosan.
Sering gagal
Rasanya ungkapan yang mengatakan 'kegagalan adalah sukses yang tertunda' adalah hiburan belaka bagi anda yang sering kali gagal. Padahal kalau gagal terus menerus kapan suksesnya? Jenuh juga kan kalau setiap tugas yang anda kerjakan selalu ditolak dan nggak pernah dianggap bener oleh bos? Akibatnya anda akan 'down' dan boring banget di kantor.
Nggak sempet refreshing
Saking banyaknya kerjaan seringkali mengharuskan anda 'lembur'. Bahkan di hari libur seperti Sabtu dan Minggu dimana seharusnya anda beristirahat pun anda mesti masuk untuk menyelesaikan tugas. Tahu nggak, kerja terus menerus seperti ini sampai anda nggak bisa refreshing sama sekali adalah penyebab rasa bosan yang akut. Lagian siapa juga sih yang tahan capek terus-menerus? Kalau capek lalu refreshing sih masih mending, rasa jenuh dan bete bisa ilang seketika. Tapi kalau saking sibuknya sampai anda nggak bisa refreshing, yang ada cuma rasa lelah dan jenuh yang berkepanjangan.
Nah sekarang coba deh deteksi apa penyebab kejenuhan anda di kantor. Dengan mengetahui penyebabnya, tentu anda bisa dong mengatasinya. Jangan cuma bisa sedih, stres, dan manyun aja. Soalnya kalau cuma pasrah, rasa bosan anda bisa berlanjut pada tahap 'kelelahan mental'. Makanya bangkit dan enyahkan jenuh anda itu. Caranya terserah, toh anda sudah tahu pasti bagaimana cara yang tepat untuk mengusir rasa bosan. Kalau rasa bosan sudah bisa diatasi, dijamin anda nggak feeling blue lagi deh.
Emang sih rasa bosan, jenuh, boring dan sejenisnya adalah hal yang sangat manusiawi melanda para pekerja atau siapapun. Rasanya aneh juga kalau hidup ini nggak pernah merasa bosan. Tetapi penyebab kebosanan itu sendiri pada tiap orang sangat individual sifatnya. Sehingga kadar kejenuhan pada tiap orang pun berbeda. Berikut ini adalah beberapa hal yang memicu kebosanan di kantor:
Beban kerja menumpuk
Beban kerja yang menggunung melebihi kapasitas memang bisa bikin anda 'senewen'. Kalau anda nggak mampu meng-handle, kepala rasanya mau pecah. Tambah bete lagi kalau beban kerja anda yang berat itu nggak sebanding dengan beban kerja rekan-rekan satu divisi yang jauh lebih ringan. Rasanya mau marah dan teriak. Ketika kondisi ini sudah sampai pada puncaknya anda akan terseret pada rasa bosan yang amat sangat.
Banyak tuntutan
Banyaknya tuntutan kerja tanpa deskripsi yang jelas juga bikin anda 'keder'. Akibatnya anda bingung darimana dan bagaimana cara menyelesaikannya. Kalau kondisinya begini terus menerus, sudah bisa ditebak lama-lama anda akan bosan.
Sering gagal
Rasanya ungkapan yang mengatakan 'kegagalan adalah sukses yang tertunda' adalah hiburan belaka bagi anda yang sering kali gagal. Padahal kalau gagal terus menerus kapan suksesnya? Jenuh juga kan kalau setiap tugas yang anda kerjakan selalu ditolak dan nggak pernah dianggap bener oleh bos? Akibatnya anda akan 'down' dan boring banget di kantor.
Nggak sempet refreshing
Saking banyaknya kerjaan seringkali mengharuskan anda 'lembur'. Bahkan di hari libur seperti Sabtu dan Minggu dimana seharusnya anda beristirahat pun anda mesti masuk untuk menyelesaikan tugas. Tahu nggak, kerja terus menerus seperti ini sampai anda nggak bisa refreshing sama sekali adalah penyebab rasa bosan yang akut. Lagian siapa juga sih yang tahan capek terus-menerus? Kalau capek lalu refreshing sih masih mending, rasa jenuh dan bete bisa ilang seketika. Tapi kalau saking sibuknya sampai anda nggak bisa refreshing, yang ada cuma rasa lelah dan jenuh yang berkepanjangan.
Nah sekarang coba deh deteksi apa penyebab kejenuhan anda di kantor. Dengan mengetahui penyebabnya, tentu anda bisa dong mengatasinya. Jangan cuma bisa sedih, stres, dan manyun aja. Soalnya kalau cuma pasrah, rasa bosan anda bisa berlanjut pada tahap 'kelelahan mental'. Makanya bangkit dan enyahkan jenuh anda itu. Caranya terserah, toh anda sudah tahu pasti bagaimana cara yang tepat untuk mengusir rasa bosan. Kalau rasa bosan sudah bisa diatasi, dijamin anda nggak feeling blue lagi deh.
Menjadi Karyawan yang Diperhitungkan
Menjadi karyawan yang diperhitungkan dalam perusahaan tentu menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi para profesional, termasuk Anda. Namun untuk menjadi orang yang diperhitungkan, tidaklah semudah menyelesaikan pekerjaan Anda sehari-hari.
Kepandaian Anda dalam bekerja ternyata bukanlah satu-satunya jaminan bahwa Anda akan menjadi orang yang diperhitungkan dan berhasil dalam karir. Dibutuhkan strategi yang lebih dari sekedar pintar dan pandai menyelesaikan pekerjaan. Strategi tersebut adalah 'menonjolkan' kemampuan Anda. Coba Anda perhatikan, hanya orang-orang yang mampu menunjukkan dan menonjolkan kemampuannya lah yang bisa meraih sukses dalam karir.
Apalagi jika Anda bekerja di perusahaan besar, jika ingin ‘maju’ Anda harus pintar-pintar ‘menonjolkan’ kemampuan Anda. Karena, semakin besar perusahaan tempat Anda bekerja, umumnya semakin sulit untuk mendapatkan perhatian dari perusahaan. Keberhasilan Anda di unit kerja, seringkali tidak cukup untuk menarik perhatian perusahaan secara khusus. Nah, hanya orang-orang yang ‘menonjol’ lah yang akan mendapat perhatian khusus dari perusahaan.
Untuk menjadi orang yang menonjol dan diperhitungkan caranya jangan hanya mengerjakan tugas-tugas khusus yang diberikan pada Anda. Memang, kadang akan lebih nyaman jika mengerjakan tugas khusus yang itu-itu saja dari hari ke hari. Karena Anda akan terhindar dari beban ekstra dan resiko kegagalan yang lebih berat. Tetapi bila ingin menonjolkan kemampuan, tentu saja sikap semacam ini harus segera dirubah. Untuk itu setiap kali ada kesempatan, jangan sia-siakan. Misalnya mencoba berpartisipasi dalam proyek-proyek khusus atau tugas apa saja yang dipantau langsung oleh pihak manajemen perusahaan, baik yang terlihat maupun tidak.
Kadang perusahaan memiliki proyek atau kegiatan yang ‘belum terjamah’ karena tidak ada yang bisa menanganinya, sehingga proyek itu tertunda sampai beberapa lama. Kalau ingin menonjolkan diri, tidak ada salahnya Anda mengajukan diri untuk menangani proyek tersebut. Tentu saja, Anda harus meyakinkan perusahaan bahwa Anda mampu mengerjakan dan menyelesaikan proyek itu. Kemudian Anda harus membuktikan keyakinan Anda dengan menunjukkan hasil kerja yang menggembirakan.
Contoh lainnya, Anda dapat mengusulkan metode atau prosedur kerja yang lebih baik tanpa menunggu perintah dari atasan. Bila telah selesai, jangan ragu untuk menunjukkan atau melaporkan hasil kerja Anda pada atasan atau kepada pihak manajemen. Dengan catatan tetap sesuai dengan prosedur di perusahaan. Jangan lupa untuk memperkuat laporan Anda dengan hasil nyata.
Selanjutnya jangan berhenti untuk mencari dan menerima tanggung jawab yang lebih besar! Konsekuensinya beban kerja Anda memang jadi lebih besar, tetapi beban kerja yang lebih besar tidak selalu berarti pekerjaan semakin banyak. Jumlah tugas Anda bisa jadi tetap sama, hanya bebannya yang lebih berat dari sebelumnya. Sehingga tanggung jawab Anda terhadap pekerjaan itu pun semakin besar. Selain itu jangan berhenti untuk meningkatkan peran dalam kelompok sampai akhirnya Anda dipercaya untuk mengepalai atau memimpin suatu proyek atau pekerjaan.
Selanjutnya ketika Anda telah menjadi orang yang menonjol dan diperhitungkan, jangan merasa menjadi satu-satunya orang yang paling unggul. Jangan menganggap bahwa Andalah yang ‘menang’. Jika Anda mengembangkan sikap ‘menang-kalah’ atau ‘unggul-tidak unggul’ sukses yang Anda raih tidak akan bertahan lama.
Sebaliknya, Anda akan banyak memiliki musuh dalam selimut. Anda harus bersikap lebih bijaksana bahwa betapapun penting dan beratnya tugas dan tanggung jawab Anda, tetap melibatkan rekan-rekan Anda. Anggaplah kebeberhasilan Anda menangani proyek untuk perusahaan merupakan kemenangan bersama.
Moga-moga artikel di atas bermanfaat bagi Anda dan sukses untuk Anda!
Kepandaian Anda dalam bekerja ternyata bukanlah satu-satunya jaminan bahwa Anda akan menjadi orang yang diperhitungkan dan berhasil dalam karir. Dibutuhkan strategi yang lebih dari sekedar pintar dan pandai menyelesaikan pekerjaan. Strategi tersebut adalah 'menonjolkan' kemampuan Anda. Coba Anda perhatikan, hanya orang-orang yang mampu menunjukkan dan menonjolkan kemampuannya lah yang bisa meraih sukses dalam karir.
Apalagi jika Anda bekerja di perusahaan besar, jika ingin ‘maju’ Anda harus pintar-pintar ‘menonjolkan’ kemampuan Anda. Karena, semakin besar perusahaan tempat Anda bekerja, umumnya semakin sulit untuk mendapatkan perhatian dari perusahaan. Keberhasilan Anda di unit kerja, seringkali tidak cukup untuk menarik perhatian perusahaan secara khusus. Nah, hanya orang-orang yang ‘menonjol’ lah yang akan mendapat perhatian khusus dari perusahaan.
Untuk menjadi orang yang menonjol dan diperhitungkan caranya jangan hanya mengerjakan tugas-tugas khusus yang diberikan pada Anda. Memang, kadang akan lebih nyaman jika mengerjakan tugas khusus yang itu-itu saja dari hari ke hari. Karena Anda akan terhindar dari beban ekstra dan resiko kegagalan yang lebih berat. Tetapi bila ingin menonjolkan kemampuan, tentu saja sikap semacam ini harus segera dirubah. Untuk itu setiap kali ada kesempatan, jangan sia-siakan. Misalnya mencoba berpartisipasi dalam proyek-proyek khusus atau tugas apa saja yang dipantau langsung oleh pihak manajemen perusahaan, baik yang terlihat maupun tidak.
Kadang perusahaan memiliki proyek atau kegiatan yang ‘belum terjamah’ karena tidak ada yang bisa menanganinya, sehingga proyek itu tertunda sampai beberapa lama. Kalau ingin menonjolkan diri, tidak ada salahnya Anda mengajukan diri untuk menangani proyek tersebut. Tentu saja, Anda harus meyakinkan perusahaan bahwa Anda mampu mengerjakan dan menyelesaikan proyek itu. Kemudian Anda harus membuktikan keyakinan Anda dengan menunjukkan hasil kerja yang menggembirakan.
Contoh lainnya, Anda dapat mengusulkan metode atau prosedur kerja yang lebih baik tanpa menunggu perintah dari atasan. Bila telah selesai, jangan ragu untuk menunjukkan atau melaporkan hasil kerja Anda pada atasan atau kepada pihak manajemen. Dengan catatan tetap sesuai dengan prosedur di perusahaan. Jangan lupa untuk memperkuat laporan Anda dengan hasil nyata.
Selanjutnya jangan berhenti untuk mencari dan menerima tanggung jawab yang lebih besar! Konsekuensinya beban kerja Anda memang jadi lebih besar, tetapi beban kerja yang lebih besar tidak selalu berarti pekerjaan semakin banyak. Jumlah tugas Anda bisa jadi tetap sama, hanya bebannya yang lebih berat dari sebelumnya. Sehingga tanggung jawab Anda terhadap pekerjaan itu pun semakin besar. Selain itu jangan berhenti untuk meningkatkan peran dalam kelompok sampai akhirnya Anda dipercaya untuk mengepalai atau memimpin suatu proyek atau pekerjaan.
Selanjutnya ketika Anda telah menjadi orang yang menonjol dan diperhitungkan, jangan merasa menjadi satu-satunya orang yang paling unggul. Jangan menganggap bahwa Andalah yang ‘menang’. Jika Anda mengembangkan sikap ‘menang-kalah’ atau ‘unggul-tidak unggul’ sukses yang Anda raih tidak akan bertahan lama.
Sebaliknya, Anda akan banyak memiliki musuh dalam selimut. Anda harus bersikap lebih bijaksana bahwa betapapun penting dan beratnya tugas dan tanggung jawab Anda, tetap melibatkan rekan-rekan Anda. Anggaplah kebeberhasilan Anda menangani proyek untuk perusahaan merupakan kemenangan bersama.
Moga-moga artikel di atas bermanfaat bagi Anda dan sukses untuk Anda!
Tujuh Isyarat Akan Dipromosikan Bos
Jujur deh, Anda pasti akan bersuka cita kan jika dipromosikan naik jabatan oleh bos? Tapi tentu saja untuk mendapatkan promosi itu tidaklah mudah. Butuh usaha dan perjuangan keras untuk mendapatkannya. Karena tidak ada seorang atasan pun yang mau begitu saja mempromosikan anak buahnya.
Tapi ada beberapa pertanda yang mengisyaratkan bahwa sebentar lagi bos akan segera segera mempromosikan Anda. Apa aja tuh? Simak deh tujuh isyarat penting di bawah ini:
Bos memuji di belakang Anda
Ada tipe bos yang tidak suka berterus terang memuji anak buahnya. Nah kalo teman Anda menyampaikan bahwa diam-diam bos suka memuji di belakang Anda, ada kans untuk naik jabatan. Biasanya bos yang seperti ini khawatir jika pujian yang dilontarkannya akan menyebabkan anak buahnya besar kepala. Sehingga ia lebih suka memuji di belakang punggung Anda.
Bos meminta Anda mengerjakan tugas senior
Bila tiba-tiba bos menugaskan Anda mengerjakan hal-hal sulit, yang seharusnya menjadi tugas senior, Anda boleh berbangga. Karena berarti bos mulai menyadari potensi Anda dan yakin bahwa Anda mampu mengerjakannya. Maka jangan mengeluh atau menyatakan ketidaksanggupan Anda. Terima dan hadapilah tantangan tersebut.
Bos mempercayakan tugas di saat kritis
Bila tiba-tiba Anda mendapat tugas darurat yang ternyata bisa menyelamatkan perusahaan, itu salah satu isyarat penting bahwa bos sangat yakin dengan kemampuan Anda. Dan jika Anda mampu menyelesaikannya nama Anda langsung masuk dalam daftar karyawan yang akan segera 'naik pangkat'.
Bos mendorong Anda melakukan pekerjaan lebih berat
Tak perlu cemas dengan tugas berat, karena sering kali kita tak mampu melihat kesanggupan diri pribadi. Sedang, bos sadar akan semua kelebihan anak buahnya. Sehingga ia berani menyerahkan tugas yang tidak bisa dianggap ringan pada salah satu anak buahnya.
Bos membiarkan Anda bekerja sendiri
Bila Anda harus bekerja seorang diri, jangan buru-buru mengambil kesimpulan bos mengabaikan Anda. Inilah tanda bahwa bos sangat mempercayai Anda. Tidak hanya soal kepercayaan tetapi juga soal etika. Bukankah sangat tak nyaman bila saat bekerja bos mondar-mandir mengawasi Anda seperti seorang satpam yang siap memergoki maling?
Bos melibatkan Anda dalam kegiatan di luar
Anda bisa bangga bila diberi tugas mewakili perusahaan pada kegiatan di luar. Apalagi mewakili langsung bos Anda yang tak dapat hadir. Bila Anda mendapat tugas itu, berarti bos sangat menghargai keahlian serta karakter Anda. Ia dengan bangga memperkenalkan Anda sebagai kesatuan dalam tim kerjanya.
Bos memperhatikan kesejahteraan Anda
Bila Anda pernah menerima email dari bos Anda menanyakan soal kesejahteraan Anda dan kemudian dia memperjuangkannya secara diam-diam itu tandanya bos memperhatikan kesejahteraan Anda. Dan tentu saja perhatian ini bukan tanpa alasan. Bos merasa bahwa Anda layak mendapatkan kesejahteraan yang lebih karena potensi dan keahlian Anda.
Tujuh isyarat tersebut dapat membuka tabir rahasia bagaimana sesungguhnya sikap bos terhadap Anda. Ingat, sikap cuek, senyum sinis, kritikan atau kejutan pekerjaan dari bos, tidak harus berarti negatif. Yang penting Anda harus menyertakan ketulusan dalam menjalankan tugas, kerja keras dan dedikasi. Bila bos Anda memang seorang pimpinan yang hebat, dia pasti mengamati Anda dengan sejumlah rencana masa depan yang lebih gemilang. Nah jika Anda mengalami tujuh isyarat tersebut, siap-siaplah menyambut karir yang lebih oke!
Tapi ada beberapa pertanda yang mengisyaratkan bahwa sebentar lagi bos akan segera segera mempromosikan Anda. Apa aja tuh? Simak deh tujuh isyarat penting di bawah ini:
Bos memuji di belakang Anda
Ada tipe bos yang tidak suka berterus terang memuji anak buahnya. Nah kalo teman Anda menyampaikan bahwa diam-diam bos suka memuji di belakang Anda, ada kans untuk naik jabatan. Biasanya bos yang seperti ini khawatir jika pujian yang dilontarkannya akan menyebabkan anak buahnya besar kepala. Sehingga ia lebih suka memuji di belakang punggung Anda.
Bos meminta Anda mengerjakan tugas senior
Bila tiba-tiba bos menugaskan Anda mengerjakan hal-hal sulit, yang seharusnya menjadi tugas senior, Anda boleh berbangga. Karena berarti bos mulai menyadari potensi Anda dan yakin bahwa Anda mampu mengerjakannya. Maka jangan mengeluh atau menyatakan ketidaksanggupan Anda. Terima dan hadapilah tantangan tersebut.
Bos mempercayakan tugas di saat kritis
Bila tiba-tiba Anda mendapat tugas darurat yang ternyata bisa menyelamatkan perusahaan, itu salah satu isyarat penting bahwa bos sangat yakin dengan kemampuan Anda. Dan jika Anda mampu menyelesaikannya nama Anda langsung masuk dalam daftar karyawan yang akan segera 'naik pangkat'.
Bos mendorong Anda melakukan pekerjaan lebih berat
Tak perlu cemas dengan tugas berat, karena sering kali kita tak mampu melihat kesanggupan diri pribadi. Sedang, bos sadar akan semua kelebihan anak buahnya. Sehingga ia berani menyerahkan tugas yang tidak bisa dianggap ringan pada salah satu anak buahnya.
Bos membiarkan Anda bekerja sendiri
Bila Anda harus bekerja seorang diri, jangan buru-buru mengambil kesimpulan bos mengabaikan Anda. Inilah tanda bahwa bos sangat mempercayai Anda. Tidak hanya soal kepercayaan tetapi juga soal etika. Bukankah sangat tak nyaman bila saat bekerja bos mondar-mandir mengawasi Anda seperti seorang satpam yang siap memergoki maling?
Bos melibatkan Anda dalam kegiatan di luar
Anda bisa bangga bila diberi tugas mewakili perusahaan pada kegiatan di luar. Apalagi mewakili langsung bos Anda yang tak dapat hadir. Bila Anda mendapat tugas itu, berarti bos sangat menghargai keahlian serta karakter Anda. Ia dengan bangga memperkenalkan Anda sebagai kesatuan dalam tim kerjanya.
Bos memperhatikan kesejahteraan Anda
Bila Anda pernah menerima email dari bos Anda menanyakan soal kesejahteraan Anda dan kemudian dia memperjuangkannya secara diam-diam itu tandanya bos memperhatikan kesejahteraan Anda. Dan tentu saja perhatian ini bukan tanpa alasan. Bos merasa bahwa Anda layak mendapatkan kesejahteraan yang lebih karena potensi dan keahlian Anda.
Tujuh isyarat tersebut dapat membuka tabir rahasia bagaimana sesungguhnya sikap bos terhadap Anda. Ingat, sikap cuek, senyum sinis, kritikan atau kejutan pekerjaan dari bos, tidak harus berarti negatif. Yang penting Anda harus menyertakan ketulusan dalam menjalankan tugas, kerja keras dan dedikasi. Bila bos Anda memang seorang pimpinan yang hebat, dia pasti mengamati Anda dengan sejumlah rencana masa depan yang lebih gemilang. Nah jika Anda mengalami tujuh isyarat tersebut, siap-siaplah menyambut karir yang lebih oke!
Kesalahan Dalam Negosiasi Gaji
Tak bisa dipungkiri, salah satu motivasi seseorang dalam bekerja adalah uang! Gini hari, mustahil ada yang mau bekerja tanpa dibayar dengan uang, bukan? Makanya saat negosiasi gaji, merupakan saat yang paling menentukan untuk memperoleh gaji yang Anda harapkan. Untuk itu Anda harus pandai-pandai bernegosiasi agar Anda puas.
Tapi negosiasi gaji nggak bisa asal aja loh! Anda nggak bisa langsung meminta jumlah tertentu demi kepuasan diri sendiri, tanpa mempertimbangkan hal-hal lainnya. Ingat, negosiasi yang salah dapat menimbulkan penyesalan di kemudian hari. So, biar nggak salah langkah, sebelum negosiasi gaji, simak dulu beberapa kesalahan yang harus Anda hindari berikut ini:
- Meminta sejumlah gaji tanpa mengetahui standar gaji perusahaan
Sebelum Anda menyebutkan sejumlah angka, selidiki dulu berapa standar gaji di perusahaan tersebut. Dikhawatirkan jika Anda tidak mengetahuinya, Anda bisa saja menyebutkan angka jauh di bawah standar perusahaan, sehingga Anda akan menyesal karena ternyata dibanding rekan yang lain gaji Anda justru paling kecil. Sedangkan jika Anda menetapkan gaji jauh di atas standar perusahaan, dikhawatirkan perusahaan tidak dapat memenuhi tuntutan Anda dan akhirnya Anda malah tidak diterima sebagai karyawan.
- Tidak mengetahui berapa 'nilai' Anda sebenarnya
Asal menentukan gaji tanpa mengetahi bagaimana kualitas Anda sesungguhnya juga merupakan kesalahan besar. Kalau kualitas Anda biasa-biasa saja tetapi Anda menetapkan gaji yang besar tentu tidak comparable. Sebaliknya jika kualitas Anda bagus juga tidak comparable jika Anda menetapkan gaji yang rendah. So, agar Anda nggak 'kejeblos', ketahuilah kualitas dan kemampuan Anda barulah Anda dapat menentukan 'harga' yang sesuai dengan kualitas Anda.
- Menampilkan image yang tidak setaraf dengan gaji yang digesosiasikan
Maksudnya, Anda menentukan sejumlah angka yang cukup besar tetapi Anda tidak menampilkan sosok yang cerdas dan profesional. Penampilan yang seadanya serta pembicaraan yang tidak 'berbobot' tentu meragukan pihak pemberi kerja untuk memberi gaji yang besar pada Anda.
- Mengira pihak pemberi kerja adalah pengambil keputusan dalam negosiasi gaji
Keputusan jumlah gaji adalah kesepakatan kedua belah pihak. Jangan menyerahkan keputusan sepenuhnya pada pihak perusahaan. Namanya juga negosiasi, Anda juga ikut andil dalam pengambilan keputusan.
- Menegosiasikan gaji lewat telpon
Ini adalah suatu kebodohan. Selain tidak profesional, menegosiasikan gaji lewat telpon juga terkesan sangat tidak sopan. Bisa jadi kesepakatan yang Anda ambil tidak memuaskan, dibanding keputusan yang diambil secara face to face. Maka, jika pihak perusahaan menghubungi Anda lewat telepon untuk membicarakan gaji, tolaklah. Katakan bahwa Anda akan datang secara langsung untuk membicarakannya, agar tidak terjadi kesalahpahaman yang mungkin saja terjadi di telepon.
Nah Anda yang dalam waktu dekat ini akan negosiasi gaji dengan perusahaan tertentu, hati-hati, jangan sampai Anda melakukan kesalahan tersebut. Sehingga Anda dan juga perusahaan sama-sama puas. Goodluck!
Tapi negosiasi gaji nggak bisa asal aja loh! Anda nggak bisa langsung meminta jumlah tertentu demi kepuasan diri sendiri, tanpa mempertimbangkan hal-hal lainnya. Ingat, negosiasi yang salah dapat menimbulkan penyesalan di kemudian hari. So, biar nggak salah langkah, sebelum negosiasi gaji, simak dulu beberapa kesalahan yang harus Anda hindari berikut ini:
- Meminta sejumlah gaji tanpa mengetahui standar gaji perusahaan
Sebelum Anda menyebutkan sejumlah angka, selidiki dulu berapa standar gaji di perusahaan tersebut. Dikhawatirkan jika Anda tidak mengetahuinya, Anda bisa saja menyebutkan angka jauh di bawah standar perusahaan, sehingga Anda akan menyesal karena ternyata dibanding rekan yang lain gaji Anda justru paling kecil. Sedangkan jika Anda menetapkan gaji jauh di atas standar perusahaan, dikhawatirkan perusahaan tidak dapat memenuhi tuntutan Anda dan akhirnya Anda malah tidak diterima sebagai karyawan.
- Tidak mengetahui berapa 'nilai' Anda sebenarnya
Asal menentukan gaji tanpa mengetahi bagaimana kualitas Anda sesungguhnya juga merupakan kesalahan besar. Kalau kualitas Anda biasa-biasa saja tetapi Anda menetapkan gaji yang besar tentu tidak comparable. Sebaliknya jika kualitas Anda bagus juga tidak comparable jika Anda menetapkan gaji yang rendah. So, agar Anda nggak 'kejeblos', ketahuilah kualitas dan kemampuan Anda barulah Anda dapat menentukan 'harga' yang sesuai dengan kualitas Anda.
- Menampilkan image yang tidak setaraf dengan gaji yang digesosiasikan
Maksudnya, Anda menentukan sejumlah angka yang cukup besar tetapi Anda tidak menampilkan sosok yang cerdas dan profesional. Penampilan yang seadanya serta pembicaraan yang tidak 'berbobot' tentu meragukan pihak pemberi kerja untuk memberi gaji yang besar pada Anda.
- Mengira pihak pemberi kerja adalah pengambil keputusan dalam negosiasi gaji
Keputusan jumlah gaji adalah kesepakatan kedua belah pihak. Jangan menyerahkan keputusan sepenuhnya pada pihak perusahaan. Namanya juga negosiasi, Anda juga ikut andil dalam pengambilan keputusan.
- Menegosiasikan gaji lewat telpon
Ini adalah suatu kebodohan. Selain tidak profesional, menegosiasikan gaji lewat telpon juga terkesan sangat tidak sopan. Bisa jadi kesepakatan yang Anda ambil tidak memuaskan, dibanding keputusan yang diambil secara face to face. Maka, jika pihak perusahaan menghubungi Anda lewat telepon untuk membicarakan gaji, tolaklah. Katakan bahwa Anda akan datang secara langsung untuk membicarakannya, agar tidak terjadi kesalahpahaman yang mungkin saja terjadi di telepon.
Nah Anda yang dalam waktu dekat ini akan negosiasi gaji dengan perusahaan tertentu, hati-hati, jangan sampai Anda melakukan kesalahan tersebut. Sehingga Anda dan juga perusahaan sama-sama puas. Goodluck!
Minggu, 24 Mei 2009
MEJA KERJA DAN SIFAT ANDA
Meja kerja, sepele namun bermakna banyak. Mungkin Anda tidak peduli bagaimana desain atau tata letak meja Anda. Anda hanya menilik segi fungsi dari meja tersebut ketimbang aksesoris yang melekat di meja. Mungkin juga di atas meja Anda terpampang rapi pernak-pernik kesukaan Anda. Asal Anda tahu meja kerja Anda mencerminkan siapa diri Anda!
Lisa Kanarek, pengarang buku Everything’s Organized, membahas mengenai meja kantor yang bisa menyingkap sifat Anda sebenarnya pada si bos. Coba Anda simak tipe berikut:
Si bingung dan berantakan
Ciri-cirinya? Mejanya dipenuhi dengan majalah, memo-memo lama, dan surat yang belum dibuka.
Ini membuktikan bahwa si pemilik meja kadang kreatif, tapi Anda kelihatan tidak bisa diandalkan, mudah panik, dan tidak bisa membagi pekerjaan dengan baik.
Makanya, buruan bereskan meja Anda dengan mengaturnya menjadi lebih baik. Gunakan ordner untuk mem-file kertas-kertas yang berantakan di atas meja, tumpuklan kontainer khusus di lantai untuk materi proyek, dan pasanglah cork board supaya Anda bisa mengatur pekerjaan dengan lebih baik. Coba, bereskan meja Anda seminggu sekali, oke!
Si disiplin namun sedikit licik
Ciri-cirinya? Mejanya hampir kosong melompong. Hanya ada komputer, printer dan kalender di atasnya.
Ini membuktikan bahwa si pemilik meja serius, dan selalu terorientasi pada satu masalah. Orang tersebut kelihatan sudah didekati dan kurang memiliki sense of humor.
Makanya, buruan deh bereskan meja Anda dengan meletakkan foto keluarga di atas meja, atau kalender berwarna-warni, untuk menambah kehangatan pada meja dan kepribadian Anda.
Si periang namun sedikit galak
Ciri-cirinya?Telepon, peralatan menulis, dan semua barang yang ada di meja Anda, berwarna senada. Daftar pekerjaan yang harus dikerjakan hari ini, selalu ditandainya. Biasanya dia menempelkan moto kerja, persis di sebelah papan memo.
Ini membuktikan bahwa si pemilik adalah penghibur orang sekantor, dan bisa diandalkan. Sayangnya, si pemilik meja tersebut terlalu konvensional dan kurang profesional.
Makanya, buruan deh, bereskan meja Anda dengan memajang buku-buku referensi dan benda seni yang menarik. Pokoknya apa saja yang membuat Anda kelihatan lebih serius, oke.
Nah, bagaimana dengan Anda sendiri? Serupakah meja kerja dengan kepribadian Anda?
Lisa Kanarek, pengarang buku Everything’s Organized, membahas mengenai meja kantor yang bisa menyingkap sifat Anda sebenarnya pada si bos. Coba Anda simak tipe berikut:
Si bingung dan berantakan
Ciri-cirinya? Mejanya dipenuhi dengan majalah, memo-memo lama, dan surat yang belum dibuka.
Ini membuktikan bahwa si pemilik meja kadang kreatif, tapi Anda kelihatan tidak bisa diandalkan, mudah panik, dan tidak bisa membagi pekerjaan dengan baik.
Makanya, buruan bereskan meja Anda dengan mengaturnya menjadi lebih baik. Gunakan ordner untuk mem-file kertas-kertas yang berantakan di atas meja, tumpuklan kontainer khusus di lantai untuk materi proyek, dan pasanglah cork board supaya Anda bisa mengatur pekerjaan dengan lebih baik. Coba, bereskan meja Anda seminggu sekali, oke!
Si disiplin namun sedikit licik
Ciri-cirinya? Mejanya hampir kosong melompong. Hanya ada komputer, printer dan kalender di atasnya.
Ini membuktikan bahwa si pemilik meja serius, dan selalu terorientasi pada satu masalah. Orang tersebut kelihatan sudah didekati dan kurang memiliki sense of humor.
Makanya, buruan deh bereskan meja Anda dengan meletakkan foto keluarga di atas meja, atau kalender berwarna-warni, untuk menambah kehangatan pada meja dan kepribadian Anda.
Si periang namun sedikit galak
Ciri-cirinya?Telepon, peralatan menulis, dan semua barang yang ada di meja Anda, berwarna senada. Daftar pekerjaan yang harus dikerjakan hari ini, selalu ditandainya. Biasanya dia menempelkan moto kerja, persis di sebelah papan memo.
Ini membuktikan bahwa si pemilik adalah penghibur orang sekantor, dan bisa diandalkan. Sayangnya, si pemilik meja tersebut terlalu konvensional dan kurang profesional.
Makanya, buruan deh, bereskan meja Anda dengan memajang buku-buku referensi dan benda seni yang menarik. Pokoknya apa saja yang membuat Anda kelihatan lebih serius, oke.
Nah, bagaimana dengan Anda sendiri? Serupakah meja kerja dengan kepribadian Anda?
Langganan:
Postingan (Atom)